GRIBS

Gribs










GRIBS telah menjelajahi panggung musik rock Indonesia sejak 2005, akhirnya Rezanov (vokal),Dion (gitar), Arief (bas) dan Rashta (drum) terjun langsung dengan album self titled-nya.Mereka mengajak kita untuk lebih menghargai karya kita sendiri. Berikut obrolan Leonardus Surya untuk Soundup.
Pengusung Rock yang seperti apa sih kalian?Rock yang seharusnya itu dimainkan, bukan Rock yang buat becandaan, jadi Rock yang bener-bener R-O-C-K!
Album pertama berisi 13 lagu, cukup banyak untuk sebuah band rock (baru). Gimana prosesnya?Tergantung compare-nya, kita dari 60 materi, jadi biasa aja. Pemilihan lagu kita rundingkan dengan manager dan produser untuk direkam 30 lagu, dan akhirnya 13 yang dimasukkan album.
Recording kalian lakukan dengan digital dan live, alasannya?Kita mau nemuin spirit yang kita gak dapet kalo pake metronome. Sebenernya lebih prefer ke pita, tapi belum dapet. Kita mau balikin konsep ‘70an, di mana kalo mau nge-band gak bisa setengah-setengah, dari awal sampe akhir satu kesatuan.
Keseluruhan materi album sepertinya bercerita tentang kegelisahan, ingin menceritakan apa?Balik ke proses penciptaan lirik, bisa dari masalah yang dimiliki atau dari sekitar penciptanya. Payung besarnya memang kegelisahan, seperti ‘Sinetron Indonesia’ kegelisahan pada salah satu program TV yang tidak mendidik. Lalu ada ‘Malam Frustasi’ tentang ingin mempertahankan
prinsip konservatif di era yang maju ini.
Hampir seluruh lagu tempo-nya kenceng, dan ada 1 lagu slow rock ‘Ketika’. Apa tujuannya?Untuk album pertama kita ingin nunjukin “kayak gini lho Rock itu”. Dari 60 materi ada yang slow juga, tapi untuk album pertama ini 13 lagu itu adalah yang terbaik dari kesepakatan kita.
Apa sih cerita dari lagu ‘Klaten’?Tentang road song yang dibuat Dion ketika di Klaten. Waktu proses pembuatannya dia ngrasain dapet ilham, sesuatu yang mistis dan ada aura tersendiri. Tapi lagu ini semangatnya adalah gimana kita jauh dari rumah.
Kalau diminta untuk bawain cover lagu musisi lain, siapa dan lagu apa? Loudness, ‘Crazy Nights’ sama ‘Let It Go’, bisanya cuma itu (hahaha). Tapi kita dah punya album nih, ngapain juga bawain lagu orang. Jadi kalau kita diundang untuk nonton kita bakal
datang, tapi kalau untuk main kita bawain lagu sendiri. Sorry nih, tapi kelemahan bangsa Indonesia tu lebih ngehargain karya orang lain, harusnya kita lebih ngehargain karya kita sendiri.
Kalau Reza sendiri, loe kayak Steven Tyler’nya Indonesia nih, gimana tuh?Gue kira loe bakal bilang gue the next Candil (hahaha). Tergantung referensi siapa yang gue idolain kayak Robert Plant, Bon Scott dan Steven Tyler tidak menutup kemungkinan. Tapi
gue ambil ilmunya aja dari mereka.
Udah berapa kopi penjualan album? Puas nggak? Dari laporan Agustus-September itu 200, yang sekarang kita belum dapat laporan lagi. Kita pasti puas karena udah ngelakuin yang terbaik dan kita udah ada bukti karya itu album kita sendiri.
Udah ada rencana album kedua? Temanya apa?Materi udah ada, tinggal dijadiin aja, benang merahnya masih Rock. Kita bakal lebih kritis tentang kehidupan sih tema besarnya.
ROCK menurut GRIBS?Rastha : ROCK adalah sebuah spirit
Dion : ROCK itu bersumber dari hati, mengalir ke tangan dan itu disebut pemain ROCK, mengalir ke otak dan itu disebut pemikiran ROCK
Reza : ROCK adalah pemberontakan
Arief : ROCK adalah sesuatu yang bisa memuaskan adrenalin kita.
Teks & Foto: Surya

The S.I.G.I.T.


Mari menyimak kisah Rektivianto Rekti Yoewono tentang hal yang mendorong dirinya untuk menamakan band-nya The S.I.G.I.T.: Awalnya itu, saya kalau lagi nggak ada kerjaan, kalau lagi di Internet suka ke Google, iseng nyari nama sendiri. "Rekti" kalau di luar apa ya?,tutur vokalis-gitaris berusia 25 tahun itu. Terus ngetik nama bapak saya, Sigit. Terus ternyata, Sigit.com itu Science Interest Group anjing, keren juga ya. Jadi gue cari kata-kata sendiri.

Cerita itu dapat mewakili sisi intelek sekaligus humoris yang terdapat pada The Super Insurgent Group of Intemperance Talent, kuartet asal Bandung yang menggabungkan tema lirik yang kontemplatif dengan musik rock & roll primitif, di mana Led Zeppelin, The Clash dan The Beatles menjadi pengaruh utama yang menyatukan selera keempat sahabat ini. Kami ter-influence lagu-lagu lama, tapi intinya kami memang suka ngerock, kata bassis Aditya Bagja Mulyana alias Adit, 25 tahun. “Bukan ngepop, karena kami bukan penyanyi yang baik [tertawa]!

The S.I.G.I.T. berasal dari pertemanan Rekti, Adit, gitaris R. Farri Icksan Wibisana alias Farri (23 tahun) dan drummer Donar Armando Ekana alias Acil (24 tahun).Sering main bareng, terus ada ritual liburan bareng-bareng berempat, kata Adit. Dalam salah satu perjalanan berempat ini, mereka menyaksikan penampilan band kakak Adit di Jakarta, lalu terdorong untuk membentuk sebuah band. Pas kami bentuk band, di Bandung lagi musim clubbing. Kami lagi eneg pada waktu itu, kata Acil.

Setelah sempat membawakan lagu-lagu The Stone Roses, The Seahorses dan The Charlatans di bawah nama The Cinnamons dan The You-Yous, akhirnya di tahun 2002 The S.I.G.I.T. mulai membawakan lagu-lagu ciptaan sendiri. Walau mereka muncul di saat garage rock sedang bangkit lagi di dunia musik, The S.I.G.I.T. enggan terjebak dalam kategori itu. Pada musim garage rock kami dicap garage, itu sesuatu yang ingin kami hindari dari dulu, kata Rekti, yang bernyanyi dengan lengkingan yang mengingatkan pada Robert Plant atau Jack White. Mau disebut apapun alirannya, kami bukan aliran itu.

Apapun alirannya, yang pasti nama The S.I.G.I.T. pelan-pelan terangkat berkat show mereka yang dahsyat, serta E.P. The Super Insurgent Group of Intemperance Talent yang dirilis pada tahun 2004 melalui Spills Records. Lalu album perdana yang dinanti-nantikan tak kunjung muncul, sebelum akhirnya di akhir 2006 mereka merilis Visible Idea of Perfection melalui FFCUTS, bagian dari label independen terkemuka di Bandung, FFWD Records.

Waktu itu belum ada label yang mau ambil kami, terus kami berpikiran, Ya udah, kalau belum ada label kita nabung, jalan sendiri. Sekalian matangin materi, kami rekam sendiri. Pas lagi jalanin, datanglah tawaran dari FFWD, kata Adit tentang masa absen itu. Tawaran itu rupanya datang tepat pada waktunya, karena Rekti sempat merasa frustrasi karena tak ada perkembangan, yang dituangkan ke lagu No Hook. Saya pernah merasa kalau main band begini nggak ada gunanya. Pokoknya sebelum keluar album agak sedikit putus asa. ˜Kok nggak bikin album ya? Padahal udah manggung terus. Sedang capek aja, katanya. Tapi pada akhirnya, ya udahlah, saya bertahanlah.

Walau wabah garage rock telah berlalu, The S.I.G.I.T. tidak merasa ketinggalan kereta selama kami punya konsep yang kuat, menurut Acil. Setelah masanya lewat dan orang masih menunggu, di situ saya berharap kalau kami bisa memanfaatkan keadaan ini untuk membuktikan bahwa kami bukan terbawa arus garage, kata Rekti. Saya sendiri nggak yakin kalau 2004 kami (bisa) bikin album seperti yang sekarang ini.

Visible Idea of Perfection (yang judulnya diambil dari buku Ideals & Idols: Essays On Values in History and in Art karya E.H. Gombrich) berisi 12 lagu, termasuk beberapa lagu dari E.P. yang direkam ulang dan dimasukkan ke album karena masih bisa diperjuangkan, menurut Farri. Lirik lagu dibuat dalam bahasa Inggris karena saya terus terang dari kecil kebanyakan dengar lagu berbahasa Inggris. Emang jarang dengerin lagu bahasa Indonesia, kata Rekti, penulis sebagian besar lirik.

Hal-hal yang menjadi topik lirik dapat dibilang menarik. Ada sebuah tema besar yang dapat ditangkap, yaitu ketidakpuasan terhadap kondisi sekitar. Live in New York bercerita tentang keinginan untuk hijrah ke tempat yang lebih menarik; New Generation menghujat lingkaran setan yang menghubungkan malnutrisi dengan kebodohan; dan empat lagu Let It Go,Save Me,Clove Doper dan Satan State“ adalah komentar terhadap sifat orang-orang di sekeliling saya, menurut Rekti, yang menyebut politikus, dosen, tokoh agama dan orang Indonesia pada umumnya. Kalau ada orang yang mengatakan ˜Saya orang suci, Anda tidak suci, saya membantah semua orang yang mengatakan bahwa ˜Saya superior dalam bidang tertentu. Bagi saya, itu adalah sesuatu yang tidak menarik dan tidak penting.

Tak semua lagu mengandung tema seberat itu. Soul Sister bercerita tentang teman SMP Rekti dan Adit yang memanfaatkan jasa seorang waria; Nowhere End dan All the Time malah bercerita tentang cinta, walau dengan sudut pandang yang tak biasa. Saya pernah mendapat e-mail yang membahas itu, dan itu bikin semangat untuk belajar lebih banyak lagi tentang bagaimana menulis lirik, daripada mendengar pujian yang lagu lo ngerock banget! kata Rekti. Senang sih, cuma itu saya anggap ya udahlah. Bisa berbahaya untuk diri sendiri. Saya berharap kalau ada yang mendengarkan dan memperhatikan lirik, apa yang saya maksud bisa sampai, dan kalau menyampaikan kritik sesuai dengan apa konteksnya.

Sumber : http://www.rollingstone.co.id/artist_detail/65/t/The-Sigit/0

Musik Rock INDONESIA

BonnyMusik rock di Indonesia mulai menjejak pada tahun 1970-an. Dan kemunculannya pun tidak bisa dilepaskan dari para pionir mulai dari Giant Step, God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy, Super Kid, Terncem, AKA/SAS, Bentoel, hingga Rawe Rontek. 

Tapi sebelum tahun 1970-an, sebenarnya sudah ada sebuah band bernama The Rollies, yakni grup band beraliran jazz rock yang dibentuk di Bandung dan menjadi kebanggaan Kota Kembang pada tahun 1967, bahkan sempat populer hingga awal 1980-an. Para personelnya terdiri dari Bangun Sugito (vokal), Uce F. Tekol (bas), Jimmy Manoppo (drum), Benny Likumahuwa (trombon), Delly Joko Arifin (keyboards/vokal), Bonny Nurdaya (gitar), dan Teungku Zulian Iskandar (saksofon). 


The Rollies adalah kelompok rock tertua Indonesia dan termasuk grup yang paling sering mengalami bongkar pasang pemain. Dalam perjalanannya, grup yang telah merintis ke dunia rekaman pada tahun 1967 ini sempat menjadi grup papan atas yang disegani penonton Bandung, Jakarta, Medan, dan Malang. Banyak yang menganggap The Rollies sebagai peletak dasar band rock Indonesia yang telah memberikan kontribusi bagi musik Indonesia masa kini.


Giant Step
Nama Giant Step memang tidak sefenomenal dan melegenda seperti halnya The Rollies atau God Bless. Meski demikian, grup era 1970-an asal Kota Bandung ini bisa dikatakan sebagai satu-satunya band rock Indonesia pada masa itu yang paling tidak suka membawakan lagu-lagu orang lain atau grup lain.

Dengan kata lain, Giant Step merupakan band rock yang berani "melawan arus" pada masa itu. Ketika band-band rock pribumi lain gemar membawakan lagu-lagu karya The Beatles, Rolling Stones, Led Zeppelin, Deep Purple, Black Sabbath, atau Grand Funk Railroad, Giant Step justru lebih bangga membawakan lagu-lagu karya mereka sendiri.


Mereka juga termasuk band rock yang lumayan produktif. Setidaknya ada tujuh album yang dihasilkan dalam kurun waktu 1975-1985. Tentu bukan hanya itu, Giant Step pun termasuk dari sedikit band rock pribumi yang berkiblat pada jenis musik progresif  yang pada masa itu lebih sering disebut sebagai art rock, seperti yang diusung grup-grup Inggris macam King Crimson, Jethro Tull, Pink Floyd, Gentle Giant, Yes, Genesis, dan ELP (Emerson, Lake, and Palmer). Benny Soebardja dan Albert Warnerin adalah dua orang yang membidani kelahiran Giant Step pada awal 1970-an di Bandung, kota yang sering dijuluki sebagai gudangnya para seniman musik yang kreatif.


God Bless
Setelah The Rollies dan Giant Step, God Bless gantian menyandang predikat sebagai grup band rock papan atas di Indonesia pada masa itu. Bahkan bisa dibilang, God Bless adalah raja panggungnya musik Indonesia. God Bless mendeklarasikan diri sebagai grup band rock pada 5 Mei 1973, dengan formasi awal Achmad Albar (vokal), Fuad Hassan (drum), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bas), dan Jockie Soeryoprayogo (keyboards).  

Di antara beberapa band rock yang hadir di masa itu, seperti Giant Step dan The Rollies, God Bless bisa dibilang hampir tak tertandingi. Kendati kerap mengusung repertoar asing milik Deep Purple, ELP hingga Genesis, namun aksi panggung serta skill masing-masing personelnya boleh dibilang di atas rata-rata. Tapi karena terlalu sering menyanyikan lagu asing, gaya musik para personel God Bless sedikit banyak terpengaruh. Hal tersebut tergambar jelas dalam garapan musik album perdana mereka, “Huma di Atas Bukit”, yang cukup banyak terpengaruh sound Genesis. 


Selain tidak memiliki gaya bermusik yang solid, keanggotaan God Bless juga bisa dibilang kurang solid. Sebab, dalam perjalanannya grup ini terhitung sangat sering gonta-ganti personel. Dari grup ini, nama Ian Antono mulai menarik perhatian dan menjadi gitaris pertama yang berkibar di jalur rock Indonesia.


Grup-Grup Lain
Sebenarnya cukup banyak grup band rock Indonesia yang eksis di tahun 1970-an. Tapi, lagu-lagu yang dimainkan di era itu kebanyakan bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri, misalnya lagu milik Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif itu kemudian melahirkan beberapa band Indonesia yang namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). 

Lalu, sejak awal tahun 1980-an, musik rock agak sedikit “terlupakan” lantaran booming-nya musik thrash metal di kalangan anak-anak muda, bahkan di seluruh dunia. Sejak saat itu, mulailah bermunculan warna-warna baru dalam musik rock dengan sound yang lebih garang, speed menonjol, lengkingan vokal yang tinggi, dan distorsi gitar yang lebih tebal, seiring dengan majunya perangkat efek gitar dan teknologi sound system-nya. 


Pada Era 1980-an hingga 1990-an akhirnya muncul mazhab-mazhab musik heavy metal, hard rock, dan speed metal. Penampilan-penampilan musisi pada era ini tergolong "gila". Bahkan para fans-nya juga membuat geng-geng guna mendukung grup band-nya masing-masing, dan ini menjadi cikal bakal seringnya tawuran di saat live music. Pada era ini pula mulai ada fans yang melakukan head banger alias mengibaskan rambut yang gondrong atau menggoyang-goyang kepala sambil mengikuti beat lagu, disertai salam metal tiga jari (yang kemudian salam ini dipakai oleh salah satu partai di Indonesia).


Meski band-band rock di tahun 1980-an sedikit terlindas oleh roda musik heavy metal, tidak demikian halnya dengan musisi rock solo. Sebab, pada tahun 1985, muncul nama Nicky Astria dengan albumnya, “Jarum Neraka”, yang digarap bersama Ian Antono. Album itu ternyata laris di pasaran hingga terjual di atas 250 ribu kaset. Album “Jarum Neraka” itu disebut-sebut sebagai album rock Indonesia pertama yang mampu menyaingi album lagu pop dalam mendobrak angka penjualannya. BASF Awards menganugerahi album ini sebagai album rock terlaris di tahun yang sama.


Roxx, Sebuah Kegairahan Baru
Pada tahun 1980-an juga di Indonesia muncul sebuah kegairahan baru dalam musik rock. Sebuah grup band bernama Roxx dianggap sebagai icon kegairahan baru tadi. Roxx adalah grup cadas era 80-an yang pernah menjadi fenomen pada masanya. Mereka pun dianggap sebagai grup yang paling beruntung karena dengan mudah bisa melakukan rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Kemudahan itu bisa mereka raih setelah menjadi salah satu finalis “Festival Rock Se-Indonesia ke-V”. Bagi Roxx, mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk pada saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. 

Saat itu, stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock atau metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya, dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Sebab, mereka punya program bernama “Rock N’ Rhythm” yang mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. 


Pada era 1980-an pula para pencinta musik rock mencicipi masa-masa kejayaan di seluruh Indonesia. Tetapi kejayaan itu tidak bertahan lama lantaran para fans masing-masing band yang memiliki geng-geng-nya sendiri-sendiri mulai bersikap anarkis dan mau menang sendiri. Mereka ingin diakui sebagai geng yang terkuat, terbesar, dan anggotanya terbanyak. Sejak saat itu mulailah setiap pentas musik rock  diwarnai dengan tawuran, kekacauan, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. 


Musik Independen
Memasuki era 1990-an, muncul gerakan baru dalam industri musik Indonesia yang independen. Gerakan ini muncul karena begitu banyaknya artis dan grup yang tak berhasil menembus perusahaan rekaman besar atau major label. Gerakan independen ini muncul juga karena para pemusik tak rela kreativitasnya diutak-atik dan didikte oleh perusahaan-perusahaan rekaman yang besar.

Gerakan independen ini digagas oleh kelompok rock asal Bandung, PAS Band, yang bergerilya memasarkan album mereka sendiri. Ternyata, usaha PAS Band berbuah sukses.
 Gerakan independen ini pun tak hanya berhenti di situ, malah terus merambah ke mana-mana. Beberapa grup musik independen ini malah melakukan terobosan pasar secara internasional, seperti yang telah dilakukan oleh kelompok Tengkorak, Discus, dan Mocca. 

Begitu riuh dan dinamis adegan musik Indonesia saat ini. Semakin yakinlah kita bahwa musik Indonesia masih tetap bernapas, masih tetap menggeliat walaupun didera pelbagai kendala. 
 

The Beatles Name

Dalam sejarah industri musik pop dunia, The Beatles dikenal sebagai band paling sukses yang pernah ada. Malah kesuksesannya nggak cuma di urusan musik saja, tapi juga mempengaruhi segala bidang. Disaat-saat akhir karir The Beatles pada tahun 1970, John Lennon pernah bilang kalau bandnya itu punya nama yang bisa menjadikan segala-galanya jadi besar. Kata-kata ini bukan sekedar bualan saja. Pasalnya komentar ini berdasarkan pengalamannya selama 7 tahun berkarir dengan The Beatles. Pada masa-masa itu, apapun yang berbau nama The Beatles pasti bakal jadi besar. Album, Singel, dan konser mereka sudah pasti mengeruk keuntungan besar. Berbagai jenis memorabilia (kenang-kenangan) dan merchandise selalu selalu jadi rebutan. Sampai berita soal band personilnya, sekecil apapun, jadi andalan buat menaikkan oplah media.
Ternyata ucapan salah satu pentolan band asal Liverpool, Inggris, itu masih tetap berlaku hingga 30 tahun berikutnya. Buktinya memorabilia The Beatles masih tetap jadi incaran. Album-album baru yang dirilis – meski berupa kompilasi – tetap saja laku di pasaran. Bahkan cerita soal band dan para personilnya terus digulirkan media massa demi meraih keuntungan.
Cikal bakal The Beatles adalah nama band sekolah bentukan John Lennon. Butuh bandnya jadi legendaris, beberapa kali bandnya mengalami perubahan nama.
* The Black Jacks (Maret 1957)
* The Quarrymen (Maret 1957 – Oktober 1959)
* Johnny and the Moondogs (Oktober – November 1959)
* The Nerk Twins (23 – 24 April 1960)
* The Beatals (awal tahun 1960)
* The Silver Beetles (10 Mei – awal Juni 1960)
* The Silver Beats (14 Mei 1960)
* The Beatles (awal sampai pertengahan Juni 1960)
* The Silver Beetles (pertengahan Juni – awal Juli 1960)
* The Silver Beatles (awal Juli – awal Agustus 1960)
* The Beatles (16 Agustus 1960 – bubar)
Nama The Beatles berasal dari ide John Lennon. Nama ini sebenarnya nggak punya makna yang spesifik. Malah menurut yang ngasih ide, nama band ini nggak lebih dari sekedar becandaan saja. Pasalnya didapat dari hasil permainan kata-kata, yaitu nama serangga (beetle atau kumbang) digabung dengan beat (gaya musik yang dimainkan). The Beatles tenar lebih dulu di Jerman daripada di Inggris, lantaran karir mereka diawali dengan bermain di klub-klub di Jerman. Sehingga sewaktu The Beatles mulai bermain di klub-klub di kota Liverpool, banyak yang menyangka kalau mereka adalah orang-orang Jerman. Apalagi poster konsernya bertuliskan : The Beatles, Direct from Hamburg. The Beatles mulai bermain di klub-klub di Jerman, atau tepatnya di kota Hamburg, pada bulan Agustus 1960. Sukses cukup besar diraih di Jerman, terbukti dari selalu penuhnya klub-klub tiap kali mereka tampil. Sukses The Beatles bikin iri klub-klub yang awalnya menolak menampilkan mereka dan berusaha menjegal langkah The Beatles. Entah bagaimana caranya, mereka berhasil membuat working permit The Beatles dicabut secara mendadak dan seluruh personil dideportasi keluar Jerman.
Pil penambah tenaga atau doping, mulai digunakan para personil The Beatles saat main di klub-klub di Jerman. Mereka terpaksa menggunakan obat-obatan supaya selalu fit tiap kali manggung, apalagi mereka harus tampil 6 hari seminggu selama 8 jam. Belakangan kebiasaan menggunakan doping membuat mereka terlibat dalam penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya.
Pada awal tahun ’60-an, The Beatles adalah satu-satunya band di Inggris yang tampil dengan gaya urakan dan sembarangan. Ditambah lagi permainan musik yang lebih keras daripada musisi lain. The Beatles terlihat aneh dengan penampilan ini lantaran gaya yang jadi ciri rock ‘n roll itu sudah ditinggalkan musisi Inggris dan mulai tampil rapi. The Beatles nggak tahu adanya perubahan ini, pasalnya sebelum itu mereka lagi sibuk nge-band di Jerman.
Setiap kali selesai manggung pada masa-masa tahun 1961 (era Cavern), para personil The Beatles selalu terlibat dalam perselisihan. Bukan berselisih soal pembagian hasil manggung, tapi karena rebutan pengen jadi supir mobil. Nggak heran, pasalnya di dalam mobil yang sempit mereka harus berdesak-desakan pula dengan instrumen musik. Jadinya buat mendapatkan tempat yang paling enak didalam mobil menurut mereka adalah dengan menjadi supir.

Elvis Presley History

Sejarah Musisi biografi
Elvis Presley
Elvis Aaron Presley (Tupelo, Mississippi, lahir 8 Januari 1935, meninggal 16 Agustus 1977), juga dikenal sebagai "Raja Rock 'n' Roll" adalah artis solo paling laris sepanjang masa mengalahkan Michael Jackson dengan tercatat menjual 189.200.000 Copy. Elvis adalah seorang penyanyi Amerika, produser lagu dan aktor, yang memulai karir musiknya di Sun Records pada musim semi tahun 1954 ketika Sam Philips mengetahui Elvis menyanyikan beberapa lagu favorit Elvis 'dengan Scotty Moore (gitar) dan Bill Black (bass). Salah satunya adalah lagu-lagu  country dan barat, "Blue Moon of Kentucky". 



Sejarah Musisi biografi
Elvis Presley
Sebelum Sam Philips mengontrak Elvis untuk pemenang RCA pada tahun 1956 sebesar $ 35.000 mereka telah merekam enam single dua sisi. Masing-masing rekaman menampilkan lagu  country dan barat di satu sisi dan irama serta lagu blues di sisi lain. Salah satu alasan Elvis begitu populer adalah karena kemampuannya untuk menggabungkan atribut dari apa yang dianggap sebagai musik "White" (C & W) dan "Black" (R & B). Contoh dari hal ini jelas sekali dalam lagu hit Elvis '"Heartbreak Hotel" yang mencapai # 1 tidak hanya di tangga lagu pop, tapi R & B dan grafik C & W juga. Ini adalah pertama kalinya bahwa sebuah lagu tunggal memegang tempat # 1 dalam tiga grafik.
Elvis tetap menjadi bintang populer dan misterius. legenda Nya tumbuh kuat sejak kematiannya. Bahkan, ada kepercayaan luas bahwa Elvis, yang dikenal dengan nama depannya itu, tidak mati pada tahun 1977. Banyak penggemar bertahan dalam mengklaim ia masih hidup, bahwa ia pergi bersembunyi karena berbagai alasan. Klaim ini diduga didukung oleh ribuan penampakan Elvis yang disebut telah terjadi pada tahun-tahun sejak kematiannya, dan dengan kenyataan bahwa nama tengahnya adalah Aron salah eja yang mengeja Aaron pada batu nisannya.
Selama karier rekaman aktif yang membentang lebih dari dua dekade, Presley mengatur dan memecahkan banyak catatan untuk dua kehadiran konser dan penjualan. Beberapa rekaman mereka tercatat telah banyak cocok dan/ atau merusak beberapa artis lain, tetapi beberapa rekamannya mungkin akan tetap utuh dan / atau tak tertandingi selamanya. Dia telah memiliki lebih dari 120 single di atas  US top 40, melintasi berbagai genre musik, dengan mencapai lebih dari 20 kali menjadi nomor satu.
Elvis Aaron (kadang dieja Aron) Presley, dalam keadaan sehat lahir Vernon dan Gladys Presley tinggal di sebuah rumah dua kamar di Tupelo, Mississippi. Pada tanggal 8 Januari 1935. saudara kembarnya, Jessie Garon lahir lalu meninggal, menjadikan Elvis tumbuh sebagai anak tunggal. Dia dan orang tuanya pindah ke Memphis, Tennessee pada tahun 1948, dan Elvis lulus dari Humes High School di sana pada tahun 1953.
Biografi: pengaruh musik Elvis adalah musik pop dan country  saat itu, musik Injil ia dengar di gereja dan di Injil saat bernyanyi sepanjang malam yang sering dihadirinya, dan Balck R & B ia peroleh saat di Jalan Beale bersejarah sebagai remaja Memphis. Pada tahun 1954, ia memulai karir bernyanyi dengan label legendaris Sun Records di Memphis. Pada akhir 1955, kontrak rekaman itu dijual kepada pemenang RCA. Pada 1956, ia adalah sensasi internasional. Dengan suara dan gaya yang unik gabungan pengaruh beragamnya musik dan aliran yang tampak kabur serta melawan hambatan sosial dan rassisme pada waktu itu, ia diantar di era baru musik Amerika dan budaya populer.
Dia sukses membintangi 33 film, membuat sejarah dengan penampilan special di televisi, dan mendapat sambutan besar melalui banyak media, sering kali memecahkan rekor, pertunjukan konser tur dan di Las Vegas. Secara global, ia tercatat menjual lebih dari satu milyar, lebih dari artis lainnya. penjualan di Amerika telah menjadikan dia meraih platinum atau penghargaan multi-platinum untuk 150 album dan single yang berbeda, jauh di atas artis lainnya. Di antaranya banyak penghargaan-penghargaan, yaitu 14 nominasi Grammy (3 kemenangan) dari National Academy of Recording Arts & Sciences, Grammy Lifetime Achievement Award, yang ia terima di usia 36, dan gelar yang ia peroleh adalah “One of the Ten Outstanding Young Men of the Nation for 1970 by the United States Jaycees”. Tanpa beberapa hak istimewanya sebagai selebriti telah diberikan kepadanya kehormatan untuk melayani negaranya di Angkatan Darat Amerika Serikat.
bakatnya, baik penampilan, sensualitas, karisma, dan humor yang baik membuatnya disenangi jutaan orang, seperti halnya kebaikan dan kerendahan hati manusia, dia menunjukkannya sepanjang hidup. Dikenal di seluruh dunia dengan nama pertamanya, dia dianggap sebagai salah satu tokoh yang paling penting dari budaya populer abad kedua puluh. Masalah kesehatan, ketergantungan obat dan faktor-faktor lain dikatakan telah menyebabkan kematian dini di usia 42 di rumah nya Memphis, Graceland, pada 16 Agustus 1977.
Sejarah Musisi biografi
Elvis Presley

Koes Plus History


Musisi bersejarah ini merupakan grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan Murry) yang aktif.

Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.




Kelompok musisi ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

Sejarah Koes plus Era Orde Lama
Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.

Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.

Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.


Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.

"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"

“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.

Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.

Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.

Rekor Album

Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's. Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record. Dan hebatnya, lagu-lagu mereka bukan lagu ‘asal jadi’, tetapi memang hampir semua enak didengar. Bukti ini merupakan jawaban yang mujarab karena banyak yang mengkritik lagu-lagu Koes Plus cuma mengandalkan “tiga jurus”: kunci C-F-G.

Karena banyak jasanya dalam pengembangan musik, masyarakat memberikan tanda penghargaan terhadap prestasinya menjadi kelompok legendaris dengan diberikannya tanda penghargaan melalui "Legend Basf Award, tahun 1992.Prestasi yang dimiliki disamping masa pengabdiannya dibidang seni cukup lama, produk hasil ciptaan lagunya pun juga memadai karena sejak tahun 1960 sampai sekarang berhasil menciptakan 953 lagu yang terhimpun dalam 89 album. Prestasi hasil ciptaan lagu untuk periode kelompok Koes Bersaudara sebanyak 203 lagu (dalam 17 album),sedang untuk periode kelompok Koes Plus sebanyak 750 lagu dalam 72 album (Kompas,13 September 2001).

Salah satu anggota Koes Plus mengatakan bahwa mereka dibayar sangat mahal pada masa jayanya. Yon mengungkapkan bahwa pada tahun 1975 mereka manggung di Semarang. "Waktu itu pada tahun 1975, kami telah dibayar Rp 3 juta saat pentas di Semarang," kenang dia. Padahal, saat itu harga sebuah mobil Corona tahun 1975 kira-kira Rp 3,750 juta. Bila dikurs saat ini bayaran tersebut kurang lebih sama dengan Rp 150 juta.(Suara Merdeka, 4 Mei 2001)

Waktu itu, Rp 3,5 juta sangat tinggi, mengingat mobil sedan baru Rp 3 juta. Jika dikurskan dengan nilai uang sekarang, jumlah itu sama dengan Rp 200 juta sampai Rp 300 juta. Jumlah penonton melimpah ruah tidak seperti sekarang, kenang Yon. (Suara Merdeka, 23 Oktober 2001).

Setelah itu popularitas Koes Plus mulai redup. Mungkin karena generasi sudah berganti dan selera musiknya berubah. Koes Plus vakum sementara dan Nomo masuk lagi menggantikan Murry, sekitar akhir 1976-an. Koes Bersaudara terbentuk lagi dan langsung ngetop dengan lagunya “Kembali” yang keluar tahun 1977. Murry bersama groupnya Murry's Group juga cukup menggebrak dengan lagunya “Mamiku-papiku”. Tidak bertahan lama tahun 1978 kembali terbentuk Koes Plus. Lagu barunya, “Pilih Satu” juga langsung populer. Setelah itu keluar lagu “Cinta”, dengan aransemen orchestra, yang benar-benar berbeda dengan lagu Koes Plus yang lain. Kemudian populer juga album melayu mereka yang memuat lagu “Cubit-Cubitan” dan “Panah Asmara”. Tetapi Koes Plus generasi ini tidak lagi sepopuler sebelumnya. Walaupun, kalau disimak lagu-lagu yang lahir setelah 1978, masih banyak lagu mereka yang bagus.

Nasib Koes Plus kini sangat tragis. Seperti kata Yon suatu ketika bahwa Koes Plus hanya besar namanya tetapi tidak punya apa-apa. Ucapan ini memang pas untuk mewakili keadaan personel Koes Plus. Mereka tidak mendapatkan uang dari hasil penjualan kaset yang berisi lagu-lagu lama mereka. Tidak seperti para penyanyi/pemusik masa kini yang gaya hidupnya “wah” karena dari segi finansial pendapatannya sebagai penyanyi/pemusik cukup terjamin. Begitu juga bekas group-group tersohor seperti Beatles, atau Led Zeppelin, mereka hidup dengan enak hanya dari royalti kaset/VCD/CD/DVD yang mereka hasilkan. Sampai anak-anak dan istri mereka pun menikmati kelimpahan finansial ini.

Koes Plus hanya dibayar sekali untuk setiap album yang dihasilkan. Tidak ada royalti, tidak ada tambahan fee untuk setiap CD/kaset yang terjual. Maka tidak heran ketika tahun 1992 Yon harus jualan batu akik untuk menghidupi rumah tangganya. Sementara kaset dan CD lagunya masih laris terjual di Indonesia. Sekarang pun di usianya yang ke-63 Yon dan kawan-kawan (Murry beberapa kali tidak tampil karena sakit) membawa nama Koes Plus harus manggung untuk mendapatkan uang. Dengan sisa-sisa suara dan kekuatannya mereka harus menjual suara dan tenaganya. Yon memang tidak merasakan ini sebagai beban. Dia bersyukur lagunya masih dicintai orang. Tetapi kita prihatin mendengar kabar seperti ini.



1969
   1. Koes Plus Dheg-dheg Plas (Melody. LP-23)

1970
   1. Natal bersama Koes Plus (EP) (mesra. EP-97)
   2. Koes Plus Volume 2 (Mesra. LP-44)

1971
   1. Koes Plus Volume 3 (Mesra. LP-48)

1972
   1. Koes Plus Volume 4 Bunga Di Tepi Jalan (Mesra. LP-50)
   2. Koes Plus Volume 5 (Mesra. LP-51)

1973
   1. Koes Plus Volume 6 (Mesra. LP-60)
   2. Koes Plus Volume 7 (Mesra. LP-65)
   3. Koes Plus Volume 8 (Remaco. RLL-187)
   4. Koes Plus Volume 9 (Remaco. RLL-208)
   5. Christmas Song (Remaco. RLL-210)

1974
   1. Koes Plus Volume 10 (Remaco. RLL-209)
   2. Koes Plus Volume 11 (Remaco. RLL-301)
   3. Koes Plus Volume 12 (Remaco. RLL-302)
   4. Koes Plus Qasidah Volume 1 (Remaco. RLL-341)
   5. Natal bersama Koes Plus (LP) (Remaco. RLL-342)
   6. Koes Plus The Best Of Koes
   7. Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 1 (Remaco. RLL-306)
   8. Koes Plus Another Song For You (Remaco. RLL-348)
   9. Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Remaco. RLL-314)
  10. Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Remaco. RLL-347)
  11. Koes Plus Pop Jawa Volume 1 (Remaco. RLL-248)
  12. Koes Plus Pop Jawa Volume 2 (Remaco. RLL-311)
  13. Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Remaco. RLL-299)
  14. Koes Plus Pop Keroncong Volume 2 (Remaco. RLL-300)
  15. Koes Plus Volume 8 (Instrumental)
  16. Koes Plus Volume 9 (Instrumental)
  17. Koes Plus Volume 10 (Instrumental)
  18. Koes Plus Volume 11 (Instrumental)
  19. Koes Plus The Best Of Koes (Instrumental)
  20. Koes Plus Pop Jawa Vol 1 (Instrumental)
  21. Koes Plus Pop Jawa Vol 2 (Instrumental)
  22. Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Instrumental)
  23. Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Intrumental)


1975
   1. Koes Plus Volume 13 (Remaco. RLL-303)
   2. Koes Plus Volume 14 (Remaco. RLL-631)
   3. Koes Plus Selalu Dihatiku (Remaco. RLL-468)
   4. Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 2 (Remaco. RLL-448)
   5. Koes Plus Pop Melayu Volume 3 (Remaco. RLL-390)
   6. Koes Plus Pop Jawa Volume 3
   7. Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Instrumental)


1976
   1. Koes Plus In Concert (Remaco. RLL-635)
   2. Koes Plus History Of Koes Brothers (Remaco. RLL-715)
   3. Koes Plus In Hard Beat Volume 1 (Remaco. RLL-717)
   4. Koes Plus In Hard Beat Volume 2 (Remaco. RLL-768)
   5. Koes Plus In Folk Song Volume 1 (Remaco. RLL-)
   6. Koes Plus Pop Melayu Volume 4 (Remaco. RLL-730)
   7. Koes Plus Pop Keroncong Volume 3 (Remaco. RLL-388)
   8. Koes Plus Pop Jawa Melayu (Remaco. RLL-633)
   9. Koes Plus Volume 12 (Instrumental)


1977
   1. Koes Plus Pop Jawa Volume 4


1978
   1. Koes Plus 78 Bersama Lagi (Purnama. PLL-2061)
   2. Koes Plus 78 Melati Biru (Purnama. PLL-2077)
   3. Koes Plus 78 Pop Melayu Cubit-Cubitan (Purnama. PLL-3055)


1979
   1. Koes Plus 79 Melepas Kerinduan (Purnama. PLL-323)
   2. Koes Plus 79 Berjumpa Lagi (Purnama. PLL-3040)
   3. Koes Plus 79 Aku Dan Kekasihku (Purnama. PLL-4022)
   4. Koes Plus 79 Pop Melayu Angin Bertiup (Purnama. PLL-4009)


1980
   1. Koes Plus 80 Jeritan Hati (Remaco. PLL-4044)


1981
   1. Koes Plus 81 Sederhana Bersamamu (Purnama. PLL-5091)
   2. Koes Plus 81 Asmara
   3. Koes Plus Medley 13 Th Karya Koes Plus
   4. Koes Plus 81 Pop Melayu Oke Boss
   5. Koes Plus Medley Dangdut 13 Th Karya Koes Plus


1982
   1. Koes Plus 82 Koperasi Nusantara
   2. Koes Plus 81 Pop Keroncong


1983

   1. Koes Plus 83 Da da da
   2. Koes Plus Re-Arrange I & II


1984
   1. Koes Plus 84 Angin Senja & Geladak Hitam
   2. Koes Plus 84 Palapa
   3. Memble
   4. Koes Plus Album Nostalgia Platinum 1
   5. Koes Plus Album Nostalgia Platinum 2
   6. Koes Plus Album Nostalgia Platinum (Intrumental)


1985
   1. Koes Plus 85 Ganja Kelabu


1987
   1. Koes Plus 87 Cinta Di Balik Kota
   2. Koes Plus 87 Lembah Derita
   3. Milik Illahi

THE TIELMAN BROTHERS HISTORY


Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
Tielman Brothers 
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
Tielman Brothers
The Tielman Brothers adalah sebuah grup musik bersejarah asal Indonesia.Mereka adalah anak dari Herman Tielman asal Kupang dan Flora Lorine Hess asal Semarang Musik mereka beraliran rock and roll, namun orang-orang di Belanda biasa menyebut musik mereka Indorock, sebuah perpaduan antara musik Indonesia dan Barat, dan memiliki akar di Keroncong. The Tielman Brothers adalah yang band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada 1950-an. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones.

The Tielman Brothers pernah tampil di Istana Negara Jakarta dihadapan Presiden Soekarno.[1] . Karier rekaman mereka dimulai ketika keluarga Tielman pada tahun 1957 hijrah dan menetap di Breda, Belanda. Nama The Tielman Brothers lebih dikenal di Eropa, terutama Belanda. Di Indonesia sendiri, nama The Tielman Brothers masih menjadi nama yang asing, sebuah kenyataan yang sangat disayangkan.
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Timor Rhythm Brothers (early 50's)
 
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Tielman Brothers. The Four Tielman Brothers at Hawaiian Village, Brussels 1958
 The Tielman Brothers dipercaya lebih dulu memperkenalkan musik beraliran rock sebelum The Beatles. Aksi panggung mereka dikenal selalu atraktif dan menghibur. Mereka tampil sambil melompat-lompat, berguling-guling, serta menampilkan permainan gitar, bass, dan drum yang menawan. Andy Tielman, sang frontman, bahkan dipercaya telah memopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page atau Ritchie Blackmore.[2]
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Tielman Brothers. Dutch TV Show (Avro) 23rd. Dutch TV Show (AVRO) 23rd. January 1960 January 1960

Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The 4 T's showing their brandnew Miller and Wilson guitars. (Breda 1957) (Breda 1957)

Sejarah
Andy Tielman dan seluruh keluarga asalnya dari Timor.Waktu mereka masih kecil nama band mereka The Timor Tielman Brothers. Perjalanan musik The Tielman Brothers dimulai di Surabaya pada tahun 1945, dimana empat kakak beradik laki-laki dan seorang adik perempuannya, Jane, sering tampil membawakan lagu-lagu dan tarian daerah. Kemampuan musik mereka diturunkan dari sang ayah, Herman Tielman, seorang kapten tentara KNIL, yang sering bermain musik bersama teman-temannya dirumahnya di Surabaya.

Berawal dari ketertarikan Ponthon untuk memainkan contrabass yang diikuti saudara-saudaranya yang lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou mempelajari drum, dan Andy mempelajari gitar. Penampilan pertama mereka pada acara pesta di rumahnya membuat teman-teman ayahnya kagum dengan membawakan lagu-lagu sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag. Sejak saat itu mereka sering tampil di acara-acara pribadi di Surabaya. Tawaran tampil pun berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sampai pada akhirnya pada tahun 1957 mereka sekeluarga memutuskan untuk hijrah ke Belanda.
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
Andy Tielman & The Tielman Brothers in de 70's
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
Andy, Jane and Reggy Tielman (Germany 1966) + VOX Guitar Organ
 
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Four Tielman Brothers in the movie Paprika (Germany 1958)
 
Personil
* Andy Tielman - vokal, gitar
* Reggy Tielman - gitar, banjo, vokal
* Ponthon Tielman - contrabass, gitar, vokal
* Loulou (Herman Lawrence) Tielman - drum, vokal
* Jane (Janette Loraine) Tielman - vokal

Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Four Tielman Brothers

Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Tielman Brothers at dancing Westhof, Heidelberg 1960
 
Line up
The Timor Rhythm Brothers (1945–1957)
Reggy (Reginald)Tielman (banjo, guitar, vocal)- Surabaya, 20 May 1933
Ponthon Tielman (double bass, guitar, vocal)- 4 August 1934 - 29 April 2000
Andy (Herman Hendrik Aadrian)Tielman (guitar, vocal)– 30 May 1936
Loulou Tielman (Herman Lawrence)(drum, vocal)– 30 october 1938 - 4 August 1994
Jane Tielman (Janette Loraine)(vocal)- 17 August 1940 - 25 juni 1993.

The Four Tielman Brothers - The 4 T's (1957–1959)
Andy Tielman (lead guitar, vocal)
Reggy Tielman (2nd lead guitar, vocal)
Ponthon Tielman (double bass, vocal)
Loulou Tielman (drums, vocal).

The Tielman Brothers (1960–1963)
Andy Tielman (lead guitar, vocal)
Reggy Tielman (2nd lead guitar, vocal)
Franky Luyten (rhythm guitar, vocal)
Ponthon Tielman (bass guitar, 6 string bass, vocal)
Loulou Tielman (drum, vocal)

The Tielman Brothers (1963–1964)
Andy Tielman (lead guitar, vocal)
Alphonse Faverey (lead guitar) ex-stringers to The Four Beat Breakers > The Time Breakers
Reggy Tielman (2nd lead guitar, 6 string bass, vocal)
Franky Luyten (rhythm guitar, vocal) to The Four Beat Breakers > The Time Breakers
Ponthon Tielman (bass guitar, 6 string bass, vocal)to Tielman Royal; afterwards back to Indonesia
Loulou Tielman (drum, vocal)
Jane Tielman (vocal)

The Tielman Brothers (1964–1969)
Andy Tielman (lead guitar, vocal)
Reggy Tielman (2nd lead guitar, 6 string bass,vocal)
Robby Latuperisa (bass, guitar, 6 string bass)
Hans Bax (rhythm guitar, vocal)
Loulou Tielman (drum, vocal)
Jane Tielman (vocal)

Andy Tielman and his Indonesians (1969-1971)
Andy Tielman (lead guitar, vocal)
Reggy Tielman (2nd lead guitar, 6 string bass, vocal)
Rob Latuperisa (bass guitar, 6 string bass)
Loulou Tielman (drum, vocal)
Benny Heynen (tenor saxophone, rhythm guitar)
Maurice de la Croix (bariton/tenor saxophone)
Leo Masengi (tenor saxophone, rhythm guitar)ex-The High Five
Jane Tielman (vocal)
Ilse Uchtman (vocal)

Loulou Tielman & The Tielman Brothers (1972–1974)
Eddy Chatelin (guitar, vocal)
Reggy Tielman (2nd lead guitar, rhythm guitar)
Maurice de la Croix (bariton/tenor saxophone)
Leo Masengi (tenor saxophone, rhythm guitar)
Rob Latuperisa (bass guitar)
Benny Heynen (tenor saxophone, clarinet, guitar)
Loulou Tielman (drum, vocal).
Jane Tielman (vocal)

Andy Tielman & The Tielman Brothers (1975–1981)
Andy Tielman (lead guitar, vocal)
Reggy Tielman (2nd lead guitar, rhythm guitar)
Loulou Tielman (drum, vocal).
Rob Latuperisa (bass guitar)
Maurice de la Croix (bariton/tenor saxophone)
Leo Masengi (alt/tenor saxophone, rhythm guitar)
Benny Heynen (tenor saxophone, clarinet, guitar)


Discography
Four Tielman Brothers
1958 Rock Little Baby Of Mine / You're Still The One (Fernap FP 5001)

The Tielman Brothers Singles:
1959 Record Hop / Swing It Up (Imperial HI 1026)
1960 My Maria / You're Still The One (Imperial HI 1032)
1960 Black Eyes / Rock Littie Baby (Imperial HI 1033)
1960 18th Century Rock / Pretend (Imperial HI 1049)
1960 18th Century Rock / Pretend (Capitol 4569) USA
1960 I Can't Forget You / AAA (Imperial HI 1060)
1961 April In Paris / 0 Rosalie (Imperial HI 1203)
1962 Java Guitars / Warum Weinst Du Kleine Tamara (Ariola AT 10032)
1962 In The Mood / Sunday (ooit uitgebracht?)(Ariola AT 10064)
1962 Tahiti Jungle / Fern Am Amazones (Ariola AT 45366)
1963 Little Hanschen Twist / Twistin'The Carioca (Ariola AT 10484)
1965 Little Girl / Yes I'm In Love (Ariola AT 18054)
1965 Love So True / Don't Go Away (Ariola AT 18056)
1965 Maria / Marabunta (Ariola ANG 10004)
1965 Exodus / Real Love (Ariola ANG 10006)
1965 White Christmas / I Wonder (Ariola ANG 10007)
1965 Little Lovely Lady / Warte Ab Darling Rosmarie (Ariola AT 18302)
1966 Hello Catharina / Say You're Mine (Ariola AT 18276)
1966 No One But You / You Are The One (Ariola AT 18278)
1966 Maria / I Wonder (Ariola AT 18614)
1966 Exodus / White Christmas (Ariola AT 18654)
1966 Michelle / Du Gehst Vorüber (Ariola AT 18768)
1966 Wanderer Ohne Ziel / Viel Zu Spät (Ariola AT 18898)
1966 You Got To Much Going For Love / Can't Help Falling In Love
1967 Little Bird / Gone For Good (Delta DS 1263)
1967 Little Bird / Gone For Good (Vogue DV 14696)
1967 Little Bird / She's Gone For Good (Rainwood R-807) USA
1968 I Can't Help Falling In Love / Goodbye Mama (Delta DS 1271)
1968 Absence / Little Dog (Injection TAR 61012)
1968 Nina Don't Go / Maria My Love (Imperial TAR 61013)
1968 Nanana Hey Hey Kiss Him Goodbye / It's Magic In You Girl (Fontana YF 278838)
1970 Manolito / Unter'm Bambus Von Trinidad (Golden 12 1293)
1971 Say A Simple Word / Summer Without You
1972 Poor People / Forever And Evermore (met Jane Tielman)(Negram NG 309)
1972 With Your Help / Tell Me Your Name (Injection 134548)
1973 Hey Hey / I'm A Stranger In My Land (Negram NG 329)
1975 Hey Hey / I'm A Stranger In My Land (heruitgave)(Negram NG 2013)
1975 Goodbye Mama / Country Girl
1976 Rip It Up / Move It (Philips 6012641)
1980 Jesus / Part 2 (Killroy KR 2894 KL)
1980 Jesus / Part 2 (12-inch disco version)(Killroy KR 119504 KL)
1981 Little Bird / Poor People (EMI 5 006-26704)
1981 Cheryl Moana Marie / Blue Bayou
1991 Black Eyes Rock / Rollin' Rock
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Tielman Brothers at the Ringstuben (Sputnik), Mannheim 1961
 
Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Tielman Brothers in the Koepelzaal of the Haagse Dierentuin (The Hague Zoo). 3rd. 3rd. January 1960. January 1960.
 
Rujukan
1. ^ http://indorock.pmouse.nl/tielmanbrothers1.htm The Story of The Tielman Brothers
2. ^ http://www.rollingstone.co.id/?modul=detail&catID=42&key=275 Strangers in Their Land

Sejarah musisi | sejarah The Tielman Brothers | The Tielman Brothers
The Tielman Brothers with Hans Bax(left) and Rob Latuperisa (right)
 
Pranala luar
http://indorock.pmouse.nl/tielmanbrothers1.htm
http://www.hollandrocks.com/jump/bio/bz2551.html
http://www.youtube.com/watch?v=YvC2_nsVJv0

Logo Die S.R.I.G





Pagelaran musik rock 1981


The Beatles Full Movie